PROVINSI JAWATENGAH
Abstrak
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat,
Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 34.548 km²,
atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat),
serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Lambang dan Artinya
- Bentuk Kundi Amarta yang berbentuk dasar segi lima melambangkan dasar falsafah Negara yakni Pancasila.
- Laut bergelombang melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa Tengah.
- Candi Borobudur melambangkan Daya Cipta yang besar Tradisi yang baik dan Nilai-nilai Kebudayaan yang khas dari Rakyat Jawa Tengah.
- Gunung Kembar mempunyai arti idiil bersatunya rakyat dan Pemerintah Daerah.
- Perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar belakangnya yang hijau menggambarkan keadaan alamiah Daerah Jawa Tengah dengan bermacam-macam kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan Rakyat Jawa Tengah.
- Bambu Runcing melambangkan Kepahlawanan dan Keksatriaan Rakyat Jawa Tengah.
- Bintang bersudut Lima berwarna kuning emas yang disebut juga "Nur Cahaya" melambangkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa dari Rakyat Jawa Tengah.
- Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran Rakyat JawaTengah.
- Umbul-umbul Merah Putih melambangkan Daerah Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Perpaduan antara Bintang, Padi dan Kapas melambangkan hari depan Rakyat Jawa Tengah menuju ke Masyarakat Adil dan Makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
- Perpaduan antara Bulir Padi yang berbiji 17, Bambu Runcing yang beruas 8 serta Ranting Kapas yang berdaun 4 dan berbuah 5 merupakan rangkaian angka-angka yang mewujudkan saat yang bersejarah serta keramat "17 Agustus 1945" yang wajib kita agungkan.
Gubernur Jawa Tengah
- Panji Suroso (1945 - 1945)
- K.R.T Mr.Wongsonegoro (1945 - 1949)
- R.Boedijono (1949 - 1958 ) - 2 Periode
- R.M.T Soekardji Mangoen Koesoemo (1958 - 1960)
- R M Hadisoebeno Sosrowerdojo (1960)
- Mochtar (1960 - 1966)
- Moenadi (1966 - 1974)
- Soepardjo Rustam (1974 - 1982)
- Muhammad Ismail (1983 - 1993)
- Soewardi (1993 - 1998)
- Mardiyanto (24 Agustus 1998 - 2007)
- Ali Mufiz (28 September 2007 - 2008)
- Bibit Waluyo (23 Agustus 2008 - 2013)
- Ganjar Pranowo (23 Agustus 2013 - Sekarang)
Jumlah Penduduk Tahun 2013
- Jumlah Penduduk Keseluruhan Seperti yang dikutip dari nakertransduk.jatengprov.go.id bahwa jumlah penduduk di jawa tengah pada tahun 2013 mencapai 34.674.870 juta jiwa, jimlah penduduk tersebut terdiri dari 17.539.218 (50,58%) juta jiwa berjenis kelamin Laki-laki dan 17.135.652 (49,42%) juta jiwa berjenis kelamin perempuan.
- Jumlah Penduduk Usia Sekolah Sementara itu jumlah penduduk Usia sekolah seperti yang telah dikutip dari jateng.bps.go.id adalah sebagai berikut.
Usia 7 - 12 tahun = 3,556,478 juta jiwa.
Usia 13 - 15 tahun = 1,794,231 juta jiwa.
Usia 16 - 18 tahun = 1,600,595 Juta Jiwa.
Usia 19 - 24 tahun = 2,724,441 juta jiwa.
Total = 9,675,746 Juta Jiwa.
Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa
Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum
terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek
Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah,
di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran
kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu. Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian
selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.
- Macam-macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah:
- Dialek Pekalongan
- Dialek Kedu
- Dialek Bagelen
- Dialek Semarang
- Dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
- Dialek Blora
- Dialek Surakarta
- Dialek Yogyakarta
- Dialek Madiun
- Dialek Banyumasan (Ngapak)
- Dialek Tegal-Brebes
Suku
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta
terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan
perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah
berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Selain itu di
beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak
di bidang perdagangan dan jasa. Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di
wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir,
yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
Agama
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.
Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu , Budha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal
dengan sikap tolerannya. Sebagai contoh di daerah Muntilan, kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah
ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan populasi Kristen terbesar
di Indonesia.
Kebudayaan
- Gamelan Jawa Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut) "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.
- Wayang Kulit Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dynamisme.
- Keris jawa Keris dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol "Kejantanan" dan terkadang apabila karena suatu sebab pengantin prianya berhalangan hadir dalam upacara temu pengantin, maka ia diwakili sebilah keris. Keris merupakan lambang pusaka. Di kalender masyarakat jawa mengirabkan pusaka unggulan keraton merupakan kepercayaan terbesar pada hari satu sura.
- Ukiran Khas Jepara Para pengukir jepara pandai menyesuaikan diri dengan gaya ukiran baru. Mereka tidak hanya membuat gaya ukiran khas Jepara saja tapi ukiran lainnya yang tak kalah menarik. Meskipun ukiran Jepara beragam, sebaiknya kita tidak melupakan gaya ukiran khas Jepara. Biasanya disebut ornamen Jepara. Meskipun tak ada sebutan khusus, tapi ia dapat dikenali dari ciri khasnya. Ukiran Jepara mengambil bentuk dedaunan. Ada yang mengatakan itu adalah daun tanaman wuni. Wuni adalah jenis rerumputan liat yang banyak tumbuh di Jepara. Tanaman itu memiliki buah kecil-kecil yang digemari burung. Bentuk tanaman wuni itu diolah seniman ukir menjadi bentuk desain ukiran yang indah. Ciri khas ukiran itu, daunnya digambarkan melengkung-lengkung luwes. Seolah ada iramanya. Ujung daunnya runcing. Buah-buah kecil diukir menggerombol. Kadang, ditambahkan ukiranburung yang hendak mematuk buah itu. Ukiran gaya Jepara ini dulu banyak diukirkan pada peti-peti kayu. Meja kursi juga ada. Tapi, sekarang jarang diukirkan pada meubel lagi.
- Batik Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di masa lampau, khususnya di Kerajaan Mataram kemudian Kerajaan Keraton Solo dan Yogyakarta. Awalnya batik dikerjaan terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja, keluarganya, serta para pengikutnya. Oleh karena banyaknya pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton untuk dikerjakan di tempat masing-masing. Seiring berjalannya waktu, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat setempat dan kemudian menjadi pekerjaan kaum wanita di dalam rumahnya untuk mengisi waktu senggang. Selain itu, batik yang awalnya hanya untuk keluarga keraton, akhirnya menjadi pakaian rakyat yang digemari pria dan wanita. Dahulu, bahan kain putih yang dipergunakan untuk membatik adalah hasil tenunan sendiri. Sementara bahan pewarnanya diambil dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia. Beberapa bahan pewarna tersebut antara lain pohon mengkudu, soga, dan nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu dan garamnya dari tanah lumpur. Sentra kerajinan batik tersebar di daerah Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kab. Sragen.
- Nasi Bogana Asli Tegal Di Jawa, Nasi Bogana biasanya disajikan pada saat acara-acara tertentu, seperti pesta perkawinan atau peringatan-peringatan lainnya. Tapi, umumnya makanan ini sering juga disajikan saat acara kumpul keluarga atau acara-acara arisan. Dalam acara pesta perkawinan, Nasi Bogana disajikan secara terpisah.
- Kirab Seribu Apem Kirab apem sewu adalah acara ritual syukuran masyarakat Kampung Sewu, Solo, Jawa Tengah yang digelar setiap bulan haji (bulan Zulhijah-kalender penanggalan Islam). Ritual syukuran itu diadakan untuk mengenalkan Kampung Sewu sebagai sentra produksi apem kepada seluruh masyarakat sekaligus menghargai para pembuat apem yang ada di sana. Selain itu, upacara ritual syukuran ini pun dibuat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena desa dan tempat tinggal mereka terhindar dari bencana.
Flora dan Fauna
- Flora
- Pohon Jati
- Pohon Mahoni
- Cempaka putih atau kantil (Michelia alba)
- Tumbuhan kepel atau burahol
- Jamuju (Dacrycarpus imbricatus)
- Sarangan (Castanopsis argentea)
- Waru Gunung (Hibiscus macrophyllus)
- Rengas (Gluta renghas)
- Cemplonan (Drymaria cordata)
- Fauna
- Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
- Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
- Kijang (Muntiacus muntjak)
- Trenggiling (Manis javanica)
- Alap-alap Capung (Microhierax fringillarius)
- Raja Udang Meninting (Alcedo meninting)
- Burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
- Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
- Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides)
- Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
- Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
PROVINSI SUMATERA BARAT
Abstrak
Sumatera barat adalah salah satu provinsi di indonesia yang terletak di pulau sumatera dengan padang sebagai ibu kota provinsinya.
sesuai dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau dilepas pantainya seperti kepulauan mentawai.
dari utara ke selatan, provinsi ini memiliki luas wilayah 42.297,30 km² dan berbatasan dengan empat provinsi yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
- Perisai persegi lima, melambangkan bahwa provinsi Sumatera Barat adalah merupakan salah satu dari daerah-daerah provinsi dalam lingkungan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
- Rumah Gadang/Balai Adat, tempat bermufakat atau tempat lahirnya filsafat alam pikiran Minangkabau yang mashur, demokrasi menurut alur dan patut sebagai lambang konsekwen melakanakan demokrasi.
- Atap Masjid Bertingkat Tiga dan Bergonjong Satu, melambangkan salah satu dari bentuk rumah ibadah yang khas menurut arsitektur alam Minangkabau asli, yang melambangkan agama Islam sebagai salah satu agama yang pada umumnya dipeluk masyarakat.
- Bintang Segi Lima, melukiskan nur cahaya dari pada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Atap Rumah Gadang/Balai Adat Minangkabau Bergaya Tajam dan Runcing ke Atas, merupakan gaya pergas yang tangkas dalam seni bangunan khas alam Minangkabau yang melambangkan sifat rakyatnya yang dinamis, bekerja keras dan bercita-cita luhur untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
- Empat Buah Gonjong Rumah Adat/Balai Adat dan Sebuah Gonjong Mesjid yang Menjulang Tinggi Keangkasa, melambangkan keluruhan sejarah Minangkabau dari zaman ke zaman dalam semboyan kata 'Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabulah'.
- Gelombang Air Laut, suatu lambang dinamika dari masyarakat Minangkabau.
- Tulisan 'Tuah Sakato' berarti sepakat untuk melaksanakan hasil mufakat/musyawarah dan sebagai slogan kata (tanda kebesaran) yang terkandung dalam pribahasa Indonesia 'Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh'
- Arti dari Warna Putih berarti suci, Merah Jingga berarti berani, Kuning Emas berarti agung, Hitam Pekat berarti abadi, tabah, ulet/tahan tapo, Hijau Cerah berarti harapan masa depan.
Gubernur
- Kaharudin Rangkayo Basa (1958 - 1965).
- Saputro Brotodirejo (1965 - 1966).
- Harun Zain (1966 - 1977).
- Azwar Anas (1977 - 1987).
- Hasan basri Durin (1987 - 1997).
- Muchlis Ibrahim (1997 - 1999).
- Dunidja (1999 - 2000).
- Zainal Bakar (2000 - 2005).
- Gunawan Fauzi (2005 - 2009).
- Marlis Rahman (2009 - 2010).
- Irwan Prayitno (2010 - pertahana).
Jumlah Penduduk
Dikutip dari situs resmi pemerintahan sumatera barat BPS Provinsi Sumatera Barat disana dijelaskan bahwa jumlah pendududuk berdasarkan
sensus tahun 2010 sebanyak 4.846.909 Jiwa, DImana 2.404.377 Penduduk berjenis kelamin Laki-laki dan 2.442.532 berjenis kelamin Perempuan.
Pendidikan
Setelah masa kemerdekaan, disumatera barat banyak didirikan universitas dan sekolah tinggi, bermula dari universitas Andalas (1995), selanjutnya berdiri IAIN Imam Bonjol,
Universitas Negri Padang dan IPDN Bukittinggi. Selain itu juga banyak berdiri Universitas swasta yang terkemuka di sumatera barat antara lain Universitas Bung Hatta dan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat. Sekarang hampir di setiap kabupaten dan kota du sumatera barat telah memiliki Perguruan tinggi dengan jumlah terbanyak berada di Padang.
Pada tahun 2006, Angka melek huruf latin di provinsi ini mencapai 96,35%. Angka partisipan sekolah untuk usia 19-24 tahun, atau yang mengambil jenjang perguruan tinggi mencapai 27,8%. Angka ini berada diatas rata-rata nasional yang hanya sebesar 16,3%.
Pada tahun 2006, Angka melek huruf latin di provinsi ini mencapai 96,35%. Angka partisipan sekolah untuk usia 19-24 tahun, atau yang mengambil jenjang perguruan tinggi mencapai 27,8%. Angka ini berada diatas rata-rata nasional yang hanya sebesar 16,3%.
Bahasa
Bahasa keseharian yang digunakan ialah bahasa minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek bukittinggi, dialek pariaman, dialek pesisir selatan, dan dialek
payakumbuh. didaerah pasaman dan pasaman barat yang berbatasan dengan sumatera utara, juga dituturkan bahasa batak dialek mandailing. sementara itu didaerah kepulauan mentawai
banyak digunakan Bahasa Mentawai.
Suku Bangsa
Mayoritas penduduk di Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau, didaerah pasaman selain etnis minang juga terdapat suku batak dan suku mandailing. Kedatangan
mereka ke Sumatera Barat terutama pada masa perang Paderi. terdapat pula suku jawa yang bertempat tinggal di daerah Transmigrasi seperti di Sitiung, Lunang Silaut, dan
Padang Gelugur. Sebagian diantaranya berasal dari Suriname yang memilih kembali ke indonesia pada akhir tahun 1950-an.
Di kepulauan Mentawai yang mayoritas Penduduknya beretnis Mentawai, jarang dijumpai Masyarakat Minangkabau. Etnis tionghoa hanya terdapat di kota-kota besar. seperti padang, Bukittinggi, dan Payakambuh. Terdapat juga masyarakat Nias dan Tamil dalam jumlah yang kecil di padang.
Di kepulauan Mentawai yang mayoritas Penduduknya beretnis Mentawai, jarang dijumpai Masyarakat Minangkabau. Etnis tionghoa hanya terdapat di kota-kota besar. seperti padang, Bukittinggi, dan Payakambuh. Terdapat juga masyarakat Nias dan Tamil dalam jumlah yang kecil di padang.
Agama
Sekitar 98% penduduk Sumatera Barat menganut Agama Islam, Terdapat juga agama Kristen sebesar 1,6% yang berada di kepulauan Mentawai, Budha sekitar 0,26%, dan Hindu
sekitar 0,01% yang dianut oleh masyarakat pendatang.
Tempat ibadah yang mendominasi ialah Masjid dan mushola, Masjid terbesar yaitu Masjid Raya Sumatera Barat yang terletak di Padang. Sedangkan masjid tertua diantaranya ialah masjid Raya Ganting di Padang, Masjid Tuo Kayu Jao di Kabupaten Solok. Arsitektur Khas Minangkabau Mendominasi masjid dan Mushola.
Tempat ibadah yang mendominasi ialah Masjid dan mushola, Masjid terbesar yaitu Masjid Raya Sumatera Barat yang terletak di Padang. Sedangkan masjid tertua diantaranya ialah masjid Raya Ganting di Padang, Masjid Tuo Kayu Jao di Kabupaten Solok. Arsitektur Khas Minangkabau Mendominasi masjid dan Mushola.
Kebudayaan
- Rumah Adat Rumah adat Sumatera Barat adalah Rumah Gadang yang merupakan rumah adat berasal dari suku Minangkabau. Rumah adat ini didirikan diatas tanah milik Keluarga Induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. rumah gadang hampir sekilas mirip dengan rumah panggung, rumah gadang ini terbuat dari kayu dan pembuatanya tidak menggunakan paku besi melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari kayu.
- Pakaian Adat Pakaian Adat tradisional Sumatera Barat untuk wanita disebut dengan Baju Karung sedangkan Untuk Pria disebut Pakaian Adat Penghulu.
- Sejnata Tradisional Senjata tradisional Sumatera Barat disebut Karih, bentuknya mirip Seperti Keris namun tidak ada leukannya dan biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakan disebelah depan, sekarang senjata ini hanya dipakai untuk pelengkap pakaian adat pria saja.
- Tari Tradisional Padang memiliki berbagai macam tarian, tarian yang populer ialah tari piring, tarian ini diiringi dengan lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang, gerakanya dilakukan dengan cepat dan sambil memegang piring di telapak tangan mereka. terkadang piring-piring tersebut dilempar ke udara atau mereka jatuhkan ke tanah untuk kemudian diinjak dengan kaki telanjang oleh sang penari.
- Alat Musik Tradisional Saluang
- Perayaan Adat Masyarakat padang memiliki perayaan adat yang berbeda dari daerah lainya, misalnya pada upacara pernikahan masyarakat padang. terdapat upacara Meresek, yaitu pertemuan pertama antar keluarga dimana pihak wanita mendatangi pihak pria dengan membawa barang-barang pinangan yang sudah disiapkan.
- Masakan Khas Sumatera Barat (Padang) terkenal dengan masakan yang mempunyai ciri khas rasa pedas karena masakanya mengandung banyak rempah-rempah. beberapa masakan yang terkenal ialah Rendang Daging, dan sambal hijaunya yang begitu terasa sangat pedas.
Merupakan Alat musik tiup yang terbuat dari bambu atau talang. Bansi
Alat musik ini memiliki 7 lubang dan dapat dimainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Talempong
Bentuknya miri dengan gamelan jawa, talempong terbuat dari kuningan, namun juga ada yang terbuat dari kayu dan batu. talempong biasanya digunakan untuk menyambut tamu istimewa. Rebab
Merupakan kesenian dari minangkabau yang cara memainkanya seperti biola yaitu dengan digesek.
Flora dan Fauna
- Flora
- Rafflesia arnoldii
- Pohon Andalas (Morus macroura)
- Fauna
- Burung Kuau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
P E R H A T I A N !!!
1. Berkomentarlah dengan baik dan sopan
2. tidak boleh spam (Spamming Comment)
3. No pornografi dan Menempelkan Link Aktif.
Regard : Sugimin Lifehacker